Sabtu, 07 Februari 2009

peNYaKit daN Obat KReatiVitas

Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika membaca kata ‘kebebasan’? Apakah otak kita langsung melayang pada drug user, kenakalan remaja, pikiran yang tak terkendali, atau sebuah kesempatan?

Mari kita melepaskan stereotype kata “kebebasan” yang mungkin membelenggu kita. Coba kita temukan hal baru pada kata ini untuk membangun kreativitas. Alasannya, kebebasan dan kreativitas hampir bisa dikatakan bak koin yang kedua sisinya tak bisa dipisahkan. Untuk memulai sebuah kreativitas, mari kita melepaskan jerat yang selama ini mengganggu kebebasan kita dalam berekspresi. Caranya, kenali kebiasaan dan sifat yang bisa membuat kita tidak bersemangat dan selalu merasa tidak mampu. Mari kita buka kotak Pandora yang berisi kendala berkreasi dan cara melawannya.
peNYaKit : Ragu-Ragu
Perasaan ini timbul karena kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk menggapai cita-cita. Kita merasa tidak memiliki bakat apapun yang bisa ditonjolkan dan bisa dijadikan pijakan orientasi bagi cita-cita.
Contoh: Kita nggak yakin kalau cerpen yang dikirim ke majalah bakal dimuat, tapi setelah menunggu hampir lima bulan, kita dihubungi majalah yang mengabarkan kalau tulisan kita sudah dimuat. Kita bahagia banget, tapi hati kecil kita bilang, “Ah, ini kan cuma kebetulan. Lain kali kalau kirim lagi juga nggak bakal dimuat.”
Contoh kecil tadi sesungguhnya tanda bahaya besar yang bakal menghadang kesuksesan seseorang. Perasaan itu oleh Dr, Pauline Rose Clance, professor bidang psikologi di Georgia State University, disebut impostor syndrome (sindrom penipu) yang lebih sering menimpa orang-orang yang cerdas dan potensial. Namun, perasaan ragu-ragu justru membuat mereka merasa tidak nyaman dengan sukses yang diraih.

Obat : KepeRcaYaaN DiRi
Kepercayaan diri adalah menyadari bahwa kita memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk menggapai cita-cita. Diantaranya, bersedia menghadapi tantangan baru, memiliki keyakinan bahwa hal-hal yang saat ini nampak tak terjangkau suatu saat nanti akan mampu digapai, memiliki komitmen untuk maju, bahkan pada saat-saat yang penuh kesulitan, dan menyadari bahwa bila kita melakukan kesalahan, maka akan belajar dari kesalahan tersebut dan tidak menganggap kesalahan adalah sebuah kegagalan.

peNYaKit : ciTa-ciTa TiDaK JeLas
Kalau ada orang bertanya, “ Apa keinginanmu minggu depan?” Kita menjawab, “Nggak tahu, gimana nanti.” Dengan jawaban seperti tadi kita berharap akan menemukan apa keinginan kita esok hari. Padahal, ketidaktahuan kita pada keinginan diri itu menunjukkan bahwa kita tidak memiliki kesungguhan untk merubah angan-angan kita menjadi kenyataan.
Bila minggu depan kita ingin menyelesaikan PR Biologi dan mendapat nilai bagus, harusnya kita memiliki target untuk mencari buku-buku yang berkaitan dengan PR kita, dan bila kita membiarkan pekerjaan itu sampai minggu depan, maka mustahil kita akan mendapat nilai bagus pada pelajaran Biologi.

Obat : iMajinasi
Imajinasi bukan berarti khayalan kosong, imajinasi dalam hal ini adalah lamunan sebuah keinginan yang berusaha kita jadikan kenyataan. Dengan berimajinasi, kita memiliki kemampuan untuk memimpikan cita-cita yang tinggi dan berusaha menciptakan visi tentang masa depan.
Caranya, kita tidak menetapkan batasan bagi potensi diri, mencari cara merubah rintangan menjadi keunggulan, berupaya mencari jalan mengubah “tidak” menjadi “ya”, dan disiplin.

peNYaKit : TaKuT gaGaL
Inilah penyakit yang paling berbahaya dalam hidup. Orang yang selalu dihantui perasaan takut gagal akan membuatnya tidak mampu melakukan apapun. Perasaan takut gagal adalah langkah awal bagi setiap kegagalan berikutnya. Takut gagal biasanya dipicu oleh hal kecil yang sebenarnya bukan sebuah rintangan yang besar, tapi karena kita terlalu memikirkan rintangan tersebut sehingga rintangan itu sepertinya tak bisa disingkirkan.
Contoh: Kita pingin ikut Be A Model karena banyak teman yang bilang bahwa wajah kita fotogenik, tapi begitu menatap wajah di cermin, kita langsung lesu dan nggak kepingin ikutan gara-gara ada jerawat di pipi dan dagu, semakin diperhatikan kok pipi tampak chubby, belum lagi alis mata yang berubah jadi berantakan. Pikiran kita langsung berkata, “Kayaknya nggak bakal masuk nominasi casting nih”. Akhirnya, kita kehilangan semangat untuk berkreasi, dan ikutan Be A Model hanya menjadi angan-angan yang tak tercapai.

Obat : KeMaMpuaN uNTuK MeNgaMbil ResiKo
Seorang yang berani mengambil resiko adalah berani berbuat dan nggak takut gagal. Memiliki kejujuran pada diri sendiri tentang perasaan dan kebutuhan kita. Orang yang tidak takut gagal biasanya berani mencoba sesuatu yang baru atau berbeda dan tidak takut gagal, merasa nyaman dengan dirinya, sadar akan kemampuan dirinya sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan.
Caranya, kenali resiko pada setiap langkah yang akan kita ambil, lalu membandingkan dengan pengalaman yang akan kita peroleh jika kita mencoba sesuatu yang baru. Misalnya, kalau kita merasa fotogenik dan layak jadi model, kenapa tidak mencoba mengirim foto. Redaksi bukan paranormal, jadi mereka tak pernah tau potensi kita untuk menjadi model, bila kita tak pernah melayangkan foto ke bagian Be A Model.

peNYaKit : MeNuNda
Bila kita sering menunda pekerjaan, maka hasilnya tidak pernah maksimal. Menunda pekerjaan berarti memboroskan waktu dan energi kita. Menunda membuat kita mudah terkena serangan panik (panic attack) dan tidak tenang.
Contoh: PR numpuk banget, rasanya kita pingin menghindari PR tersebut, tapi kita tahu bahwa menghindari PR sama saja dengan membiarkan diri sendiri bodoh. Meski kita menghindar sejauh mungkin, PR tetap harus dikerjakan dan kalau sampai kita nekat tidak menyelesaikan, resikonya tidak naik kelas atau nilai-nilai kita hancur.

Obat : DisiPliN
Kunci utama kesuksesan adalah disiplin. Disiplin bukan berarti kita harus membuat jadwal tiap jamnya tanpa meluangkan waktu untuk bersenang-senang. Disiplin adalah konsisten dengan tugas dan waktu yang telah kita targetkan sendiri. Disiplin juga tidak kaku karena orang yang disiplin biasanya mampu bersikap fleksibel, artinya setiap rencana bisa berubah sesuai dengan tantangan dan kebutuhan yang dihadapi.
Caranya, jangan menghindari tugas berat, tapi bagi tugas tersebut menjadi tugas-tugas kecil. Bisa juga kita memulai dengan mengerjakan sesuatu yang paling sulit atau yang paling nggak kita sukai. Bila tugas sulit sudah terselesaikan, maka kita bisa mengerjakan tugas-tugas lain dengan lebih santai.

Nah, dari semua penyakit dan obat tadi intinya adalah menghargai karunia Allah yang diberikan kepada kita. Setiap nafas dan gerak tubuh adalah potensi yang harus terus kita kembangkan dengan penuh kreativitas. Dengan menghargai karunia Allah dipadu dengan kreativitas, maka hasilnya adalah jalan menuju masa depan yang terencana. Be creative guys!